Tampilkan postingan dengan label Alkisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alkisah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Oktober 2012

Kisah Mak Yati, Pemulung yang Menabung 3 Tahun untuk Kurban 2 Kambing


Jakarta - Semangat berkurban di hari raya Idul Adha ternyata dirasakan juga oleh Mak Yati (65), perempuan tua yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Wanita yang sehari-harinya bekerja mengumpulkan botol bekas itu menabung selama tiga tahun untuk berkurban dua ekor kambing.

Mak Yati diketahui sering mengumpulkan botol bekas di sekitar wilayah Tebet. Dia juga cukup sering berkunjung ke Masjid Al Ittihad yang ada di wilayah Tebet Barat. Pengurus masjid itu juga mengenalnya.

"Saya sudah kenal Mak Yati 15 tahun, sejak tahun 1997. Pertama saya baru kerja di masjid ini Mak Yati sudah wara-wiri mulung di sini," kata pengurus masjid bernama Syaiful saat ditemui di Masjid Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta, Jumat (26/10/2012).

Syaiful menuturkan pada Senin (22/10) malam, dengan menumpang bajaj, Mak Yati membuat kaget pengurus masjid. Dia membawa dua ekor kambing beserta rumputnya ke Masjid Al Ittihad untuk berkurban.

"Mak Yati bilang mau menyumbangkan dua ekor kambing untuk disembelih pada hari raya Idul Adha ini," tutur Syaiful.

Tak ayal hal tersebut membuat pengurus masjid terharu. "Kita nggak nyangka Mak Yati bawa kambing malam itu, ya kita terharu lah. Orang sehari-hari dia cuma mulung, tapi punya niat untuk menyumbangkan hewan kurban untuk lebaran ini," imbuh Syaiful.

Mak Yati yang ditemui di rumahnya, di kawasan Tebet, mengaku memang sudah lama ingin berkurban. Keinginan itu terus dia pelihara sambil menabung untuk membeli hewan kurban.

"Sudah lama Mak pengen kurban nak. Sejak tiga tahun yang lalu. Tapi kan mak ini kerjaannya cuma mulung, jadi penghasilan nggak jelas. Buat makan sehari saja kadang udah sukur. Jadi Mak ngumpulin dulu duit Rp 1.000, Rp 1.500 sampai tiga tahun, lalu Mak beliin kambing dua ekor. Sampai-sampai penjual kambingnya Mak cegat di tengah jalan saking Mak pengen beli kambing," ujar Mak Yati sambil tertawa.

Selasa, 02 Oktober 2012

Cody McCasland, Bocah yang Tidak Pernah Menyerah Dengan Keterbatasannya

Cody McCasland terlahir tanpa kaki yang berfungsi. Tapi kini ia memiliki beberapa pasang kaki yang membuatnya melesat laksana angin. Sejak dalam rahim ibunya, Cody McCasland telah menderita.

Sejak dalam kandungan Cody didaulat menderita penyakit yang sangat jarang terjadi Sacral Agenesis yang menyebabkan terjadinya deformitas pada tulang belakangnya.

Dia pun harus lahir prematur, saat kandungan ibunya masih berusia enam bulan dan terlahir tanpa tulang lutut. Para dokter memperingatakan orangtuanya bahwa bayinya mungkin tidak bertahan hidup. Namun ternyata Cody mampu bertahan hingga kini ia melewati masa tujuh tahun.

Namun, anak-anak dengan penyakit yang dialami Cody biasanya mengalami sejumlah gangguan termasuk permasalahan ginjal. Dan Cody harus menjalani operasi pertama dari 15 operasi saat ia berusia tiga hari karena beragam efek Sacral Agenesis itu.

Karena kondisi Cody tersebut, dia juga harus menjalani operasi dislokasi pinggul, perut, permasalahan usus dan kandung kemih dan hernia, demikian juga penyembuhan untuk sulit bernafas dan asma.

Karena terlahir tanpa tulang lutut itu, kakinya pun harus diamputasi dibawah lutut saat ia berusia 15 bulan. Dan dua bulan kemudian Cody mendapat satu pasang kaki pertamanya yang berbahan prostetik.


Sejak itu Cody tak pernah berhenti bergerak. "Jarang sekali orang bisa menyesuaikan diri dengan prostetik dengan sangat baik. Itu luar biasa, seolah Cody telah menanti kesempatan untuk memiliki kaki baru agar ia bisa berjalan," ujar Tina (36), ibu Cody.

Cody kini bisa berlari, berenang, bermain sepakbola, golf, karate, dan hoki es demikian juga dengan kepramukaan dan mendaki tebing di rumahnya di Texas, AS.


"Kami selalu merestuai apa pun yang ingin dilakukan Cody, kami akan mewujudkan sebisa kami untuk bisa memiliki kesempatan itu. Dia tidak akan membiarkan ketidakmampuannya menahan kemajuannya," ungkap Ny. McCasland.

Beruntung kaki palsunya dibuat oleh Texas Scottish Rite Hospital for Children, lembaga spesialis pembuat anggota tubuh palsu. Cody memiliki kaki palsu, termasuk kaki blade untuk berlari dan yang pendek untuk duduk dan bermain.

"Saat memakai kaki untuk berjalan, saya bisa mengambil langkah panjang. Dengan kaki untuk berlari saya bisa berlari sangat cepat dan melompat dengan satu kaki," jelas Cody.

Ibunya menambahkan, "Kaki-kaki paslu itu sangat mahal sementara tubuh Cody tumbuh semakin besar dan kaki palsunya jadi kekecilan. Namun kami beruntung ada pusat spesialis kaki palsu yang menyediakan kaki untuk berlari," ujarnya.

Dan sebagai balasannya, keluarga Cody, teman-teman dan para pendukungnya berlaga dalam lari maraton untuk mengumpulkan dana bagi rumah sakit. Mereka sejauh ini telah mengumpulkan 62 ribu pound (USD 95 ribu).

Wajah Cody pun berseri saat bergandengan tangan dengan Ibunya Tina McCasland dan ayahnya Mike McCasland, melintasi garis finish dalam lari Dallas White Rock Marathon.


Sosok bocah tujuh tahun yang berjiwa besar dan bersemangat baja, yang telah meraih kebahagiaan untuk anak sesusianya, mengatakan ingin memenangkan banyak lomba. "Saya benar-benar ingin ikut lomba internasional dan meraih medali emas," ujarnya dengan optimistis.

Tahun lalu dia berlari jarak 60 m dalam 20,03 detik dan 100 m dalam 33,41 detik, ketika dia baru berusia enam tahun. Ini berarti dia hanya tertinggal lima detik dari rekor dunia untuk nomor tunggal lomba lari dengan kaki palsu oleh anak usia sembilan tahun.